Fajar Jati Nugroho


SELALU BERKEMBANG DARI TAHUN KE TAHUN



Selasa, 16 November 2010

Sejarah Lawang Sewu

The Legendary Lawang Sewu


Simpang Lima juga merupakan lokasi berdirinya dua buah bangunan megah. Lawang Sewu yang legendaris dan Mesjid Raya Baiturrahman yang terletak di sisi barat alun-alun. Kedua bangunan ini sekarang menjadi incaran para pencinta arsitekur, seni dan fotografi. Lawang Sewu sendiri, yang sayangnya kini lebih terkenal sebagai tempat ajang uji nyali karena konon bangunannya dihuni hantu-hantu masa lalu. sesungguhnya merupakan awal mula berdirinya industri kereta api di Indonesia. Walau VOC menempatkan pusat pemerintahannya di Jakarta, pembangunan jalur kereta api justru dimulai dari Semarang, dengan layanan rute pertama dari Semarang ke Tanggung yang resmi mengangkut penumpang umum pada 19 Juli 1868.

Jalur ini kemudian diperpanjang hingga bisa melayani penumpang sampai Jogjakarta. Dua arsitek, Prof. Jacob K. Klinkhamer dan B.J. Oudang, ditunjuk untuk membangun kantor perusahaan kereta api Belanda yang bernama NV Nederlandsch Indische Spoorweg
Mastshuppij (NIS), dan Lawang Sewu pun berdiri hingga kini.

Lawang Sewu juga memiliki nilai sejarah perjuangan kemerdekaan. Pada tanggal 14 sampai 19 Agustus 1945, puluhan pejuang muda yang tergabung dalam Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) gugur dalam pertempuran melawan Belanda. Lima di antaranya lalu dikebumikan di halaman Lawang Sewu. Peristiwa berdarah yang dikenal sebagai 'pertempuran lima hari' ini kemudian diperingati dengan didirikannya Tugu Muda di kawasan Simpang Lima.

Lawang Sewu tampak dari depan



Terletak di komplek tugumuda, dahulu merupakan gedung megah berbaya art deco, yang digunakan Belanda sebagai kantor pusat kereta api  ( trem ), atau lebih dikenal dengan Nederlandsch Indische Spoorweg Maschaappij ( NIS ). Bangunan karya Arsitek Belanda Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag menurut catatan sejarah dibangun tahun 1903, kemudian diresmikan pada tanggal 1 juli 1907.Masyarakat Semarang lebih mengenal gedung ini dengan sebutan Gedung LaswangSewu, mengingat gedung ini memiliki jumlah pintu dalam jumlah banyak, yangt dalam arti kiasan banyak berarti jumlahnya seribu atau lebih , yang dalam bahasa jawa LawangSewu.Lawang berarti pintu dan Sewu berarti seribu.

Salah satu lorong di Lawang Sewu
Dalam perkembangannya setelah kemerdekaan digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Indonesia ( DKARI ) atau sekarang PT. Kereta Api Indonesia. Kemudian untuk kepentingan militer, yaitu sebagai kantor KODAM IV Diponegoro ( yang kini dipusatkan di Watu Gong ), dan terakhir digunakan sebagai Kantor Wilayah Departemen Perhubungan Jawa Tengah. Saat ini gedung yang masuk dalam 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang digunakan sebagai objek wisata dengan fasilitas berupa peninggalan sejarah arsitek bangunan kuno dan antik, ada ruang bawah tanah dan menara informasi, sering pula digunakan sebagai tempat pameran dalam event tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar